Minggu, 01 Desember 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » » Pentingnya Visi Dalam Wawancara Kerja

Pentingnya Visi Dalam Wawancara Kerja



Apakah anda termasuk orang yang pernah berkali-kali gagal dalam tahapan seleksi wawancara kerja? Jika benar, bukan berarti dunia langsung runtuh saat itu juga. Proses wawancara memang cukup unik dibandingkan tahap seleksi administrasi atau psikotes. Jika kita pukul rata semua proses seleksi karyawan berjalan sesuai aturan (tanpa ada karyawan “titipan” dan sejenisnya), wawancara adalah proses yang paling rentan dengan bias penilaian. Setiap pewawancara memang sudah dibekali dengan acuan-acuan tertentu sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tapi bias penilaian tetap bisa timbul karena pada dasarnya setiap pelamar kerja menghadiri sesi wawancara dengan penampilan dan performa terbaik yang bisa mereka tampilkan. 


Berdasarkan pengalaman di lapangan ketika mewawacarai pelamar kerja, beberapa kali muncul pemikiran “Ah kayanya orang ini nggak deh”. Biasanya pemikiran tersebut muncul dari kesan pertama yang ditampilkan oleh si pelamar. Nah, satu pertanyaan yang pasti muncul (untuk mengurangi bias penilaian) dalam setiap wawancara adalah tentang visi, mimpi, dan harapan si pelamar kerja untuk dua hingga tiga tahun ke depan.


Mengapa hal tersebut wajib ditanyakan? Visi adalah hal vital yang bisa mendorong seseorang untuk berbuat lebih baik di setiap kesempatan. Jika seseorang punya visi hidup yang jelas, ditambah dengan tahapan-tahapan yang konkrit, maka orang tersebut sudah tahu apa yang harus ia lakukan dalam setiap detik hidupnya.


Tapi seringkali mendapatkan jawaban seperti ini: ”Tiga tahun lagi, saya ingin jadi orang sukses dan bahagia” atau “Saya ingin membahagiakan kedua orang tua”. Pada dasarnya, jawaban-jawaban seperti itu tidak salah. Tapi jawaban-jawaban itu terlalu umum dan terlalu besar. Setiap orang pasti ingin sukses. Tapi bagaimana caranya?


Nah, ketika melakukan probing untuk mengetahui apa saja tahap-tahap kecil untuk mencapai tujuan besar tadi, biasanya pelamar akan kebingungan dan terdiam sejenak. Sebenarnya mimpi dan visi besar di masa depan sangat penting bagi setiap manusia yang sehat secara psikologis. Namun tangga-tangga kecil juga harus dibangun untuk mencapai visi besar tadi. Pertanyaan ini biasanya juga menjadi landasan dalam menilai alur berpikir seorang pelamar kerja.


Kemampuan seorang pelamar kerja dalam menurunkan visi besarnya menjadi tahap-tahap kecil bisa menjadi satu nilai tambah. Hakikat bekerja adalah aktualisasi diri. Imbalan berupa materi sebenarnya adalah efek dari aktualisasi diri. Jadi, tahapan-tahapan yang konkrit untuk mencapai visi adalah refleksi dari keinginan aktualisasi diri. 


Semoga Bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar