Tampilkan postingan dengan label sederhana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sederhana. Tampilkan semua postingan
Minggu, 22 Desember 2013
Pria Kaya Lebih Memilih Wanita Sederhana

Young and pretty lady wishes to marry a rich guy.
------
Seorang wanita memposting sebuah pertanyaan melalui sebuah forum terkenal dengan bertanya: "Apakah yang harus saya lakukan untuk dapat menikah dengan pria kaya? Saya akan jujur dengan apa yang aku katakan. Usia saya 25 tahun. Saya sangat cantik, bergaya dan memiliki selera yang tinggi. Saya berharap menikah dengan pria kaya dengan penghasilan pertahun $500 ribu (+/-Rp.5,5M) atau lebih.
Anda mungkin akan berkata kalau saya termasuk perempuan materialistis, tapi kelompok penghasilan s.d $ 1 juta pun masih termasuk kelas menengah di New York. Permintaan saya tidak setinggi itu. Adakah pria di forum ini yang berpenghasilan $ 500 ribu per tahun? Apakah Anda semua telah menikah? Saya ingin bertanya apa yang harus aku lakukan untuk dapat menikah dengan orang2 seperti Anda?
Di antara pria yang telah berpacaran denganku, yang terkaya hanya berpenghasilan $ 250 ribu dan kelihatannya ini batas tertinggi yang pernah saya capai. Jika seseorang ingin pindah ke perumahan mewah di wilayah barat New York City Garden , penghasilan $250 ribu tentu tidak cukup.
Beberapa hal yang ingin saya tanyakan:
1. Dimanakah kebanyakan para pria kaya bertemu & berkumpul? Mohon nama dan alamat bar, restauran dan gym yang sering dikunjungi.
2. Rentang usia berapakah yang dapat memenuhi kriteria saya?
3. Kenapa wajah istri-istri orang kaya hanya terkesan biasa-biasa saja? Saya telah bertemu dengan beberapa gadis yang tidak cantik dan menarik, tapi mereka bisa menikah dengan pria kaya.
4. Apa pertimbangan Anda dalam menentukan istri dan siapakah yang bisa menjadi pacar Anda?
Terus terang, tujuan saya sekarang adalah untuk menikah.
Terimakasih,
Gadis Jelita
================================================================
Dan inilah jawaban dari seorang ahli keuangan dari Wall Street Financial
Dear Gadis Jelita,
Saya membaca email anda dengan sangat antusias. Saya yakin sebenarnya banyak gadis2 yang memiliki pertanyaan senada dengan Anda. Ijinkan saya untuk menganalisa situasi Anda dari sudut pandang investor profesional. Penghasilan tahunan saya lebih dari $ 500 ribu yang tentu memenuhi kriteria Anda. Jadi, saya harap setiap orang percaya bahwa jawaban saya cukup kredibel dan tidak membuang waktu.
Dari sudut pandang seorang pebisnis, menikah dengan Anda adalah keputusan yang buruk. Jawabannya sangat sederhana dan akan saya jelaskan.
Kesampingkan dulu detil-detil yang Anda tanyakan. Sebenarnya apa yang ingin Anda lakukan adalah pertukaran antara "kecantikan" dan "uang". Si A akan menyediakan kecantikan dan si B akan membayar untuk itu. Kelihatannya adil dan cukup wajar. Tapi ada permasalahan fatal di sini. Kecantikan Anda akan sirna, tapi uang saya tidak akan hilang tanpa alasan yang jelas.
Faktanya adalah penghasilan saya mungkin akan meningkat dari tahun ke tahun. Tapi, Anda tidak akan bertambah cantik tiap tahunnya. Karena itu dari sudut pandang ekonomi: saya adalah aset yang ter-apresiasi sedangkan Anda adalah aset yang ter-depresiasi. Depresiasi yang Anda alami bukan depresiasi normal, tapi depresiasi eksponensial. Jika hanya ini aset Anda, nilai Anda akan sangat mencemaskan 10 tahun kemudian. Dengan menggunakan istilah yang kami gunakan di Wall Street, setiap perdagangan memiliki sebuah posisi. Berpacaran dengan Anda juga memiliki "posisi perdagangan" . Jika nilai aset yang didagangkan menurun, maka kami akan menjualnya. Bukan ide yang baik untuk mempertahankannya. Begitu juga dengan pernikahan yang Anda inginkan. Saya sangat kejam untuk berkata seperti ini, tapi untuk membuat keputusan bijak, aset yang menurun nilainya akan dijual atau disewa. Pria dengan penghasilan $ 500 ribu tentu bukan orang bodoh. Kami akan berpacaran dengan Anda, tapi tidak akan menikahi Anda.
Saran saya lupakan mencari petunjuk bagaimana cara menikahi pria kaya. Usahakan agar Anda dapat membuat diri Anda kaya dengan berpenghasilan $ 500 ribu, lebih berpeluang ketimbang mencari pria kaya yang bodoh.
Semoga jawaban saya dapat membantu
Tertanda,
JP Morgan
Dear Gadis Jelita,
Saya membaca email anda dengan sangat antusias. Saya yakin sebenarnya banyak gadis2 yang memiliki pertanyaan senada dengan Anda. Ijinkan saya untuk menganalisa situasi Anda dari sudut pandang investor profesional. Penghasilan tahunan saya lebih dari $ 500 ribu yang tentu memenuhi kriteria Anda. Jadi, saya harap setiap orang percaya bahwa jawaban saya cukup kredibel dan tidak membuang waktu.
Dari sudut pandang seorang pebisnis, menikah dengan Anda adalah keputusan yang buruk. Jawabannya sangat sederhana dan akan saya jelaskan.
Kesampingkan dulu detil-detil yang Anda tanyakan. Sebenarnya apa yang ingin Anda lakukan adalah pertukaran antara "kecantikan" dan "uang". Si A akan menyediakan kecantikan dan si B akan membayar untuk itu. Kelihatannya adil dan cukup wajar. Tapi ada permasalahan fatal di sini. Kecantikan Anda akan sirna, tapi uang saya tidak akan hilang tanpa alasan yang jelas.
Faktanya adalah penghasilan saya mungkin akan meningkat dari tahun ke tahun. Tapi, Anda tidak akan bertambah cantik tiap tahunnya. Karena itu dari sudut pandang ekonomi: saya adalah aset yang ter-apresiasi sedangkan Anda adalah aset yang ter-depresiasi. Depresiasi yang Anda alami bukan depresiasi normal, tapi depresiasi eksponensial. Jika hanya ini aset Anda, nilai Anda akan sangat mencemaskan 10 tahun kemudian. Dengan menggunakan istilah yang kami gunakan di Wall Street, setiap perdagangan memiliki sebuah posisi. Berpacaran dengan Anda juga memiliki "posisi perdagangan" . Jika nilai aset yang didagangkan menurun, maka kami akan menjualnya. Bukan ide yang baik untuk mempertahankannya. Begitu juga dengan pernikahan yang Anda inginkan. Saya sangat kejam untuk berkata seperti ini, tapi untuk membuat keputusan bijak, aset yang menurun nilainya akan dijual atau disewa. Pria dengan penghasilan $ 500 ribu tentu bukan orang bodoh. Kami akan berpacaran dengan Anda, tapi tidak akan menikahi Anda.
Saran saya lupakan mencari petunjuk bagaimana cara menikahi pria kaya. Usahakan agar Anda dapat membuat diri Anda kaya dengan berpenghasilan $ 500 ribu, lebih berpeluang ketimbang mencari pria kaya yang bodoh.
Semoga jawaban saya dapat membantu
Tertanda,
JP Morgan
Sabtu, 26 Oktober 2013
Inilah 5 Cara Sederhana Cegah Diabetes
Inilah 5 Cara Sederhana Cegah Diabetes - Jumlah penyandang diabetes di Indonesia kian meningkat dari waktu ke waktu. Banyaknya kasus diabetes di tanah air menjadikan Indonesia menempati posisi ke-7 dalam urutan negara dengan prevalensi diabetes tertinggi. Baru-baru ini, perusahaan kesehatan global asal Denmark, Novo Nordisk, merilis laporan bahwa saat ini ada 7,6 juta penduduk Indonesia mengidap diabetes.
Mendengar kata “diabetes” saja bisa membuat banyak orang bergidik ngeri. Padahal ada lho cara sederhana untuk mencegah penyakit ini datang menghampiri kita. Apa saja? Agar Anda tidak menjadi salah seorang di antaranya, lakukan beberapa langkah sederhana berikut ini untuk menghindari ancaman diabetes:
1. Makan dengan piring kecil
Menurut Dr. Brian Wansink, seorang psikolog dari Cornell University serta penulis buku Mindless Eating: Why We Eat More Than We Think, mengurangi ukuran piring yang kita gunakan untuk makan adalah langkah mudah namun ampuh untuk mengurangi jumlah makanan yang kita santap dan menghindari risiko obesitas.
2. Perbanyak Aktivitas Fisik
Melakukan berbagai jenis aktivitas fisik terutama berolahraga, dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap hormon insulin yang pada akhirnya mampu memelihara keseimbangan kadar gula darah. Aktif secara fisik juga akan membantu Anda menekan risiko obesitas yang merupakan salah satu faktor pemicu munculnya diabetes. Mulailah dari yang sederhana seperti membiasakan diri berjalan kaki ke berbagai tempat, memilih tangga daripada elevator, serta mencuci kendaraan Anda sendiri tanpa menggunakan jasa petugas carwash.
3. Ganti Jenis Camilan
Daripada menetapkan komitmen untuk tidak lagi ngemil yang tidak realistis dan pada akhirnya bisa membuat Anda stres, lebih baik Anda berkomitmen untuk mengganti camilan yang biasa dikonsumsi dengan buah-buahan. Pilih jenis buah yang Anda sukai dan selalu sediakan stok buah segar di dalam lemari pendingin. Dengan demikian, keinginan Anda untuk ngemil tetap terpenuhi tanpa berisiko membahayakan kesehatan.
1. Makan dengan piring kecil
Menurut Dr. Brian Wansink, seorang psikolog dari Cornell University serta penulis buku Mindless Eating: Why We Eat More Than We Think, mengurangi ukuran piring yang kita gunakan untuk makan adalah langkah mudah namun ampuh untuk mengurangi jumlah makanan yang kita santap dan menghindari risiko obesitas.
2. Perbanyak Aktivitas Fisik
Melakukan berbagai jenis aktivitas fisik terutama berolahraga, dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap hormon insulin yang pada akhirnya mampu memelihara keseimbangan kadar gula darah. Aktif secara fisik juga akan membantu Anda menekan risiko obesitas yang merupakan salah satu faktor pemicu munculnya diabetes. Mulailah dari yang sederhana seperti membiasakan diri berjalan kaki ke berbagai tempat, memilih tangga daripada elevator, serta mencuci kendaraan Anda sendiri tanpa menggunakan jasa petugas carwash.
3. Ganti Jenis Camilan
Daripada menetapkan komitmen untuk tidak lagi ngemil yang tidak realistis dan pada akhirnya bisa membuat Anda stres, lebih baik Anda berkomitmen untuk mengganti camilan yang biasa dikonsumsi dengan buah-buahan. Pilih jenis buah yang Anda sukai dan selalu sediakan stok buah segar di dalam lemari pendingin. Dengan demikian, keinginan Anda untuk ngemil tetap terpenuhi tanpa berisiko membahayakan kesehatan.
4. Cek Kesehatan
Melakukan cek kesehatan secara rutin merupakan langkah yang mudah dilakukan namun amat besar perannya dalam menghindari ancaman diabetes. Seseorang dikatakan menderita diabetes apabila kadar gula dalam darahnya di atas 126 mg/dl (dalam kondisi puasa) atau di atas 200 mg/dl (dalam kondisi tidak puasa). Dengan mengetahui nilai kadar gula darah, Anda bisa segera melakukan tindakan antisipasi apabila diperlukan.
5. Cukup Tidur
Sebuah penelitian yang dilakukan di Yale University, Amerika, menyatakan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam setiap malam memiliki risiko menderita diabetes dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur selama 7-8 jam di malam hari. Pasalnya, kondisi kurang tidur bisa mengacaukan hormon yang berfungsi mengatur keseimbangan kadar gula darah. Karenanya, cukupilah jatah tidur Anda setiap hari untuk memelihara kondisi tubuh.
Selamat mencoba!
Melakukan cek kesehatan secara rutin merupakan langkah yang mudah dilakukan namun amat besar perannya dalam menghindari ancaman diabetes. Seseorang dikatakan menderita diabetes apabila kadar gula dalam darahnya di atas 126 mg/dl (dalam kondisi puasa) atau di atas 200 mg/dl (dalam kondisi tidak puasa). Dengan mengetahui nilai kadar gula darah, Anda bisa segera melakukan tindakan antisipasi apabila diperlukan.
5. Cukup Tidur
Sebuah penelitian yang dilakukan di Yale University, Amerika, menyatakan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam setiap malam memiliki risiko menderita diabetes dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur selama 7-8 jam di malam hari. Pasalnya, kondisi kurang tidur bisa mengacaukan hormon yang berfungsi mengatur keseimbangan kadar gula darah. Karenanya, cukupilah jatah tidur Anda setiap hari untuk memelihara kondisi tubuh.
Selamat mencoba!
Langganan:
Postingan (Atom)